![]() | |
|
Festival yang berlangsung pada 16–18 Oktober 2025 ini diikuti oleh 260 peserta dari 47 sekolah tingkat SD dan SMP. Para siswa berkompetisi dalam tujuh cabang lomba, yaitu Karungut, Dongkoy, Komedi Tunggal, Cipta Puisi, Mendongeng, Pidato, serta Menulis Cerita Pendek. Seluruh lomba menggunakan bahasa daerah Bakumpai dan Temboyan sebagai bahasa utama.
Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara, Syahmiluddin A. Surapati, menegaskan bahwa FTBI tidak hanya sekadar ajang kompetisi. “FTBI adalah ruang untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah sebagai bagian dari warisan budaya berharga,” ujarnya.
Sejak 2023 hingga 2025, kegiatan ini rutin dilaksanakan dan bahkan mendapat apresiasi langsung dari Kementerian Pendidikan. Tahun ini, Disdik fokus memperkuat peran guru master serta sekolah yang aktif menjalankan program revitalisasi bahasa daerah, agar upaya pelestarian bahasa lebih efektif.
Syahmiluddin menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan agar siswa tidak hanya berbahasa daerah saat lomba, tetapi juga membiasakannya dalam keseharian. “Melestarikan bahasa berarti melestarikan jati diri,” imbuhnya.
Sebagai langkah lanjutan, juara pertama di setiap cabang lomba akan mewakili Kabupaten Barito Utara pada FTBI Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, yang dijadwalkan berlangsung pada 3–6 November 2025 di Palangka Raya. Kegiatan ini diharapkan dapat terus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah dan budaya lokal.
Tags:
Kab Barito Utara
